Senin, 27 Maret 2017

MOTIVASI


MENGEKPLORASI MOTIVASI

Apa itu motivasi?

Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Perilaku yang penuh energy, terarah dan bertahan lama . jika murid tidak menyelesaikan tugas karena bosan, maka dia kekurangan motivasi. Jika menghadapi tantangan dalam penelitian dan penulisan makalah, tetapi dia terus berjuang dan mengatasi rintangan, maka dia punya motivasi besar.

⧭Perspektif tentang motivasi
Perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula.

⧭Perspektif behavioral, menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah stimuli positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid.

⧭Perspektif humanis, menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka. Hierarki kebutuhan Maslow, memiliki urutan sebagai berikut :
·        Fisiologis
·       Keamanan (safety)
·       Cinta dan rasa memiliki
·        Harga diri
·        Aktualisasi diri


⧭Perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemampuan menuju suatu tujuan. Motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.

⧭Perspektif sosial. Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka dalam menghabiskan waktu bersama teman, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.

MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU

Motivasi ekstrinsik dan intrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Perspektif behavioral menekankan arti penting dari motivasi ekstrinsik, sedangkan pendekatan kognitif dan humanistis lebih menekankan pada arti penting dari motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Motivasi intrinsik memiliki dua jenis yaitu :
·        Determinasi diri dan pilihan personal
Salah satu pandangan tentang motivasi intrinsik menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.
·         Pengalaman optimal
Mihaly Csikszentmihalyi juga mengembangkan ide yang relevan untuk memahami motivasi intrinsik. Pengalaman optimal ini berupa perasaan senag dan bahagia yang besar. Csikszentmihalyi menggunakan istilah flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup. Flow paling mungkin terjadi di area di mana murid ditantang dan menganggap diri mereka punya keahlian yang tinggi.



Imbalan ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Bukan imbalan itu sendiri yang menyebabkan efek, tetapi tawaran atau ekspektasi atas imbalan itulah yang memberikan efek. Judy Cameron berpendapat bahwa dalam pendidikan ada keyakinan kuat bahwa hadiah selalu menurunkan motivasi intrinsik murid. Ketika hadiah dikaitkan dengan kompetisi, maka hadiah bisa menaikkan motivasi dan minat. Jika tidak, hadiah tidak akan menaikkan motivasi atau mungkin justru melemahkan motivasi ketika hadiah tak diberikan lagi.

Proses kognitif lainnya

Atribusi. Teori atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerja sendiri, orang-orang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya. Atribusi adalah sebab-sebab yang dianggap menimbulkan hasil. Bernard Weiner mengidentifikasi tiga dimensi atribusi kausal : (1) lokus, (2) kemampuan; dan (3) daya control. Strategi saat ini adalah bukan menghadapkan murid pada seorang yang menangani tugas dengan mudah dan menunjukkan kesuksesan, tetapi menghadapkan mereka pada seseorang yang berjuang keras mengatasi kesalahan sebelum mencapai kesuksesan. Dengan cara ini, murid belajar cara mengatasi frustasi, gigih menghadapi kesulitan, dan menghadapi kegagalan secara konstruktif.



Motivasi untuk menguasai. Carol Dweck dan rekannya telah menemukan bahwa anak menunjukkan dua respons berbeda terhadap tantangan atau situasi sulit : orientasi untuk menguasai (mastery orientation) atau orientasi tidak berdaya (helpless). Orientasi untuk menguasai juga bisa dipertentangkan dengan orientasi kinerja, yang berarti lebih memerhatikan hasil ketimbang proses.

Self-efficacy, menurut Bandura, yakni keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan memproduksi hasil positif dan Bandura percaya bahwa self-efficacy adalah factor penting yang memengaruhi prestasi.

Penentuan tujaun, perencanaan, dan monitoring diri. Para periset menemukan bahwa self-efficacy dan prestasi akan meningkat jika murid menentukan tujuan jangka pendek yang spesifik dan menantang. Perencanaan juga penting bagi murid. Tidak cukup menyuruh murid menetukan tujuan. Mereka juga perlu didorong untuk merencanakan cara mereka akan mencapai tujuan mereka. Setelah murid melakukan tugas, mereka perlu memonitor kemajuan mereka, menilai seberapa baikkah mereka dalam menjalankan tugas, dan mengevaluasi hasil untuk merancang apa-apa yang akan mereka kerjakan di waktu selanjutnya.

Kecemasan dan prestasi

Kecemasan (anxiety) adalah perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Program intervensi terhadap kecemasan difokuskan pada aspek kekhawatiran, di mana program ini berusaha mengganti pemikiran yang destruktif dan negative tentang kecemasan dengan pemikiran yang lebih positif dan konstruktif.

Ekspektasi guru
Guru sering kali punya ekspektasi lebih positif untuk murid berkemampuan tinggi ketimbang murid berkemampuan rendah. Ekspektasi ini kemungkinan akan memengaruhi sikap dan perilaku murid terhadap guru.

MOTIVASI, HUBUNGAN DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL

Motif sosial
Latar belakang sosial anak akan memengaruhi kehidupan mereka dis ekolah.

Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial. Motif sosial yang disusun Henry Murray (1938), mencakup kebutuhan akan afiliasi atau keterhubungan, yakni motif untuk merasa cukup terhubung

Hubungan sosial

⧭Orang tua. Telah dilakukan riset tentang hubungan antara parenting dengan motivasi murid. Studi tersebut mengkaji karakteristik sebagai berikut :
·         Karakteristik demografis
Orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mungkin percaya bahwa keterlibatan mereka dalam pendidikan anak adalah penting.
·         Praktik pengasuhan anak
Walaupun factor demografis dapat memengaruhi motivasi murid, factor yang lebih penting adalah praktik pengasuhan anak oleh orang tuanya.
·         Provisi pengalaman spesifik di rumah
Selain praktik pengasuhan umum, orang tua dapat memberiakn pengalaman spesifik di rumah untuk membantu murid menjadi lebih termotivasi.

⧭Teman sebaya (peer). Teman sebaya dapat memengaruhi motivasi anak melalui perbandingan sosial, kompetisi dan motivasi sosial, belajar bersama, dan pengaruh kelompok teman sebaya.

⧭Guru. Banyak anak yang tidak bagus belajarnya di sekolah punya hubungan yang negative dengan guru mereka. Nel Noddings percaya bahwa murid kemungkinan besar akan berkembang menjadi manusia yang kompeten apabila mereka merasa diperhatikan.



⧭Guru dan orangtua. Peran penting orang tua dalam perkembangan murid dan strategi yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak mereka.

Konteks sosiokultural

Status sosioekonomi dan etnisitas. Selain penting untuk mengenali diversitas prestasi yang ada di dalam setiap kelompok kultural, juga penting untuk membedakan antara perbedaan dan defisiensi(kekurangan).

Gender. Diskusi kita tentang gender dan motivasi difokuskan pada bagaimana pria dan wanita berbeda dalam keyakinan dan nilai yang mereka anut.

MURID BERPRESTASI RENDAH DAN SULIT DIDEKATI

Murid yang tidak bersemangat
Murid jenis ini mencakup :
·         Murid berprestasi rendah dengan ekspektasi kesuksesan yang rendah
Solusinya adalah dengan membantu mereka menentukan tujuan pembelajaran dan beri dukungan untuk mencapai tujuan itu.
·         Murid dengan sindrom kegagalan
Sindrom kecemasan adalah murid memiliki ekspektasi rendah untuk meraih kesuksesan dan menyerah saat menghadapi kesulitan awal. Sejumlah startegi dapat dipakai untuk meningkatkan motivasi murid yang mengalami sindrom kegagalan.


·         Murid yang termotivasi untuk melindungi harga dirinya dengan menghindari kegagalan.
Berikut ini beberapa strategi mereka untuk melindungi harga diri dan menghindari kegagalan mereka :
Ø  Nonperformance
Ø  Berpura-pura
Ø  Menunda-nunda
Ø  Menentukan tujuan yang tak terjangkau
Ø  “kaki kayu akademik”

Strategi untuk membantu murid mengurangi kesibukannya melindungi harga dirinya dan menghindari kegagalan :
Ø  Beri murid ini tugas yang menarik da memicu rasa ingin tahu mereka
Ø  Buat system imbalan/hadiah
Ø  Bantu murid menentukan tujuan
Ø  Perkuat asosiasi antara usaha dan harga diri

Murid yang tidak tertarik atau teralienisasi (terasing)
Berprestasi di sekolah bagi mereka adalah hal yang tidak penting. Untuk mendekati murid yang apatis ini dibutuhkan usaha terus-menerus untuk mensosialisasikan kembali sikap mereka terhadap prestasi sekolah.

sumber :
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S).
Jakarta: Kencana.

semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post saya selanjutnya ☺


Share:  

0 komentar:

Posting Komentar