Senin, 27 Maret 2017

MOTIVASI


MENGEKPLORASI MOTIVASI

Apa itu motivasi?

Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Perilaku yang penuh energy, terarah dan bertahan lama . jika murid tidak menyelesaikan tugas karena bosan, maka dia kekurangan motivasi. Jika menghadapi tantangan dalam penelitian dan penulisan makalah, tetapi dia terus berjuang dan mengatasi rintangan, maka dia punya motivasi besar.

⧭Perspektif tentang motivasi
Perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula.

⧭Perspektif behavioral, menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Insentif adalah stimuli positif atau negative yang dapat memotivasi perilaku murid.

⧭Perspektif humanis, menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian, kebebasan untuk memilih nasib mereka. Hierarki kebutuhan Maslow, memiliki urutan sebagai berikut :
·        Fisiologis
·       Keamanan (safety)
·       Cinta dan rasa memiliki
·        Harga diri
·        Aktualisasi diri


⧭Perspektif kognitif, pemikiran murid akan memandu motivasi mereka. Berfokus pada ide-ide seperti motivasi internal murid untuk mencapai sesuatu, atribusi mereka, dan keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif juga menekankan arti penting dari penentuan tujuan, perencanaan dan monitoring kemampuan menuju suatu tujuan. Motivasi kompetensi, yakni ide bahwa orang termotivasi mereka secara efektif, menguasai dunia mereka, dan memproses informasi secara efisien.

⧭Perspektif sosial. Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman. Kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka dalam menghabiskan waktu bersama teman, keterikatan mereka dengan orang tua, dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.

MOTIVASI UNTUK MERAIH SESUATU

Motivasi ekstrinsik dan intrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Perspektif behavioral menekankan arti penting dari motivasi ekstrinsik, sedangkan pendekatan kognitif dan humanistis lebih menekankan pada arti penting dari motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Motivasi intrinsik memiliki dua jenis yaitu :
·        Determinasi diri dan pilihan personal
Salah satu pandangan tentang motivasi intrinsik menekankan pada determinasi diri. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.
·         Pengalaman optimal
Mihaly Csikszentmihalyi juga mengembangkan ide yang relevan untuk memahami motivasi intrinsik. Pengalaman optimal ini berupa perasaan senag dan bahagia yang besar. Csikszentmihalyi menggunakan istilah flow untuk mendeskripsikan pengalaman optimal dalam hidup. Flow paling mungkin terjadi di area di mana murid ditantang dan menganggap diri mereka punya keahlian yang tinggi.



Imbalan ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Bukan imbalan itu sendiri yang menyebabkan efek, tetapi tawaran atau ekspektasi atas imbalan itulah yang memberikan efek. Judy Cameron berpendapat bahwa dalam pendidikan ada keyakinan kuat bahwa hadiah selalu menurunkan motivasi intrinsik murid. Ketika hadiah dikaitkan dengan kompetisi, maka hadiah bisa menaikkan motivasi dan minat. Jika tidak, hadiah tidak akan menaikkan motivasi atau mungkin justru melemahkan motivasi ketika hadiah tak diberikan lagi.

Proses kognitif lainnya

Atribusi. Teori atribusi menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerja sendiri, orang-orang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya. Atribusi adalah sebab-sebab yang dianggap menimbulkan hasil. Bernard Weiner mengidentifikasi tiga dimensi atribusi kausal : (1) lokus, (2) kemampuan; dan (3) daya control. Strategi saat ini adalah bukan menghadapkan murid pada seorang yang menangani tugas dengan mudah dan menunjukkan kesuksesan, tetapi menghadapkan mereka pada seseorang yang berjuang keras mengatasi kesalahan sebelum mencapai kesuksesan. Dengan cara ini, murid belajar cara mengatasi frustasi, gigih menghadapi kesulitan, dan menghadapi kegagalan secara konstruktif.



Motivasi untuk menguasai. Carol Dweck dan rekannya telah menemukan bahwa anak menunjukkan dua respons berbeda terhadap tantangan atau situasi sulit : orientasi untuk menguasai (mastery orientation) atau orientasi tidak berdaya (helpless). Orientasi untuk menguasai juga bisa dipertentangkan dengan orientasi kinerja, yang berarti lebih memerhatikan hasil ketimbang proses.

Self-efficacy, menurut Bandura, yakni keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan memproduksi hasil positif dan Bandura percaya bahwa self-efficacy adalah factor penting yang memengaruhi prestasi.

Penentuan tujaun, perencanaan, dan monitoring diri. Para periset menemukan bahwa self-efficacy dan prestasi akan meningkat jika murid menentukan tujuan jangka pendek yang spesifik dan menantang. Perencanaan juga penting bagi murid. Tidak cukup menyuruh murid menetukan tujuan. Mereka juga perlu didorong untuk merencanakan cara mereka akan mencapai tujuan mereka. Setelah murid melakukan tugas, mereka perlu memonitor kemajuan mereka, menilai seberapa baikkah mereka dalam menjalankan tugas, dan mengevaluasi hasil untuk merancang apa-apa yang akan mereka kerjakan di waktu selanjutnya.

Kecemasan dan prestasi

Kecemasan (anxiety) adalah perasaan takut dan kegundahan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Program intervensi terhadap kecemasan difokuskan pada aspek kekhawatiran, di mana program ini berusaha mengganti pemikiran yang destruktif dan negative tentang kecemasan dengan pemikiran yang lebih positif dan konstruktif.

Ekspektasi guru
Guru sering kali punya ekspektasi lebih positif untuk murid berkemampuan tinggi ketimbang murid berkemampuan rendah. Ekspektasi ini kemungkinan akan memengaruhi sikap dan perilaku murid terhadap guru.

MOTIVASI, HUBUNGAN DAN KONTEKS SOSIOKULTURAL

Motif sosial
Latar belakang sosial anak akan memengaruhi kehidupan mereka dis ekolah.

Motif sosial adalah kebutuhan dan keinginan yang dikenal melalui pengalaman dengan dunia sosial. Motif sosial yang disusun Henry Murray (1938), mencakup kebutuhan akan afiliasi atau keterhubungan, yakni motif untuk merasa cukup terhubung

Hubungan sosial

⧭Orang tua. Telah dilakukan riset tentang hubungan antara parenting dengan motivasi murid. Studi tersebut mengkaji karakteristik sebagai berikut :
·         Karakteristik demografis
Orang tua dengan pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mungkin percaya bahwa keterlibatan mereka dalam pendidikan anak adalah penting.
·         Praktik pengasuhan anak
Walaupun factor demografis dapat memengaruhi motivasi murid, factor yang lebih penting adalah praktik pengasuhan anak oleh orang tuanya.
·         Provisi pengalaman spesifik di rumah
Selain praktik pengasuhan umum, orang tua dapat memberiakn pengalaman spesifik di rumah untuk membantu murid menjadi lebih termotivasi.

⧭Teman sebaya (peer). Teman sebaya dapat memengaruhi motivasi anak melalui perbandingan sosial, kompetisi dan motivasi sosial, belajar bersama, dan pengaruh kelompok teman sebaya.

⧭Guru. Banyak anak yang tidak bagus belajarnya di sekolah punya hubungan yang negative dengan guru mereka. Nel Noddings percaya bahwa murid kemungkinan besar akan berkembang menjadi manusia yang kompeten apabila mereka merasa diperhatikan.



⧭Guru dan orangtua. Peran penting orang tua dalam perkembangan murid dan strategi yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak mereka.

Konteks sosiokultural

Status sosioekonomi dan etnisitas. Selain penting untuk mengenali diversitas prestasi yang ada di dalam setiap kelompok kultural, juga penting untuk membedakan antara perbedaan dan defisiensi(kekurangan).

Gender. Diskusi kita tentang gender dan motivasi difokuskan pada bagaimana pria dan wanita berbeda dalam keyakinan dan nilai yang mereka anut.

MURID BERPRESTASI RENDAH DAN SULIT DIDEKATI

Murid yang tidak bersemangat
Murid jenis ini mencakup :
·         Murid berprestasi rendah dengan ekspektasi kesuksesan yang rendah
Solusinya adalah dengan membantu mereka menentukan tujuan pembelajaran dan beri dukungan untuk mencapai tujuan itu.
·         Murid dengan sindrom kegagalan
Sindrom kecemasan adalah murid memiliki ekspektasi rendah untuk meraih kesuksesan dan menyerah saat menghadapi kesulitan awal. Sejumlah startegi dapat dipakai untuk meningkatkan motivasi murid yang mengalami sindrom kegagalan.


·         Murid yang termotivasi untuk melindungi harga dirinya dengan menghindari kegagalan.
Berikut ini beberapa strategi mereka untuk melindungi harga diri dan menghindari kegagalan mereka :
Ø  Nonperformance
Ø  Berpura-pura
Ø  Menunda-nunda
Ø  Menentukan tujuan yang tak terjangkau
Ø  “kaki kayu akademik”

Strategi untuk membantu murid mengurangi kesibukannya melindungi harga dirinya dan menghindari kegagalan :
Ø  Beri murid ini tugas yang menarik da memicu rasa ingin tahu mereka
Ø  Buat system imbalan/hadiah
Ø  Bantu murid menentukan tujuan
Ø  Perkuat asosiasi antara usaha dan harga diri

Murid yang tidak tertarik atau teralienisasi (terasing)
Berprestasi di sekolah bagi mereka adalah hal yang tidak penting. Untuk mendekati murid yang apatis ini dibutuhkan usaha terus-menerus untuk mensosialisasikan kembali sikap mereka terhadap prestasi sekolah.

sumber :
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S).
Jakarta: Kencana.

semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post saya selanjutnya ☺


PERENCANAAN SERTA TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN





PERANCANAAN
Sering dikatakan bahwa jika orang gagal membuat rencama, maka dia merencanakan kegagalan. Kali ini saya akan membahas tentang apa itu perencanaan instruksional dan kerangka waktu dari perencanaan.

Perencanaan instruksional

Perencanaan instruksional adalah pengembangan atau penyusunan strategi sistematik dan tertata untuk merencanakan pelajaran. Guru perlu menentukan seperti apa dan bagaimana mereka akan mengajar. Walau terkadang beberapa momen instruksional yang baik terjadi spontan, pelajaran masih harus tetap direncanakan dengan cermat. Perencaan instruksional mungkin diwajibkan oleh sekolah.

Kerangka waktu
Anda perlu membuat rencana untuk rentang waktu yang berbeda, mulai dari tahunan sampai harian.
Walaupun perencanaan adalah dimensi utama dari pengajaran yang sukses, jangan terlalu banyak menyusun rencana. Susunlah recana yang rapid an jalankan, tetapi berlakulah fleksibel.



PERENCANAAN DAN INSTRUKSI PELAJARAN TEACHER-CENTERED

Perencanaan pelajaran teacher-centered

Menciptakan sasaran behavioral. Sasaran behavioral (behavioral objectives) adalah pernyataan tentang perubahan yang diharapkan oleh guru akan terjadi dalam kinerja murid. Menurut Robert mager (1962), sasaran behavioral harus mengandung tiga bagian:
·         Perilaku murid
·         Kondisi di mana perilaku terjadi
·         Kriteria kerja

Menganalisis tugas. Alat lai dalam perencanaan teacher-centered adalah analisis tugas, yang difokuskan pada pemecahan suatu tugas kompleks yang dipelajari murid menjadi komponen-komponen.
Menyusun taksonomi instruksional. Taksonomi adalah sisten klasifikasi. Taksonomi bloom dikembangkan oleh Benjamin Bloom dan kawan0kawannya (1956). Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran pendidikan menjadi tiga domain : kognitif, afektif dan psikomotor.
⧭Domain kognitif, dapat dipakai saat penilaian perencanaan dan  mengandung enam sasaran yaitu :
·         Pengetahuan
·         Pemahaman
·         Aplikasi
·         Analisis
·         Sintesis
·         Evaluasi

Domain afektif, terdiri dari lima sasaran yang berhubungan dengan emosional terhadap tugas dan mengandung lima sasaran yaitu :
·         Penerimaan
·         Respons
·         Menghargai
·         Pengorganisasian
·         Menghargai karakterisasi

Domain psikomotor, sasarannya menurut Bloom adalah :
·        Gerak reflex
·         Gerak fundamental dasar
·         Kemampuan perseptual
·         Kemampuan fisik
·         Gerakan terlatih
·         Perilaku nondiskusif


Instruksi langsung

Instruksi langsung (direct instruction) adalah pendekatan teacher-centered yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan control guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negative terhadap murid. Tujuannya adalah memaksimalkan waktu belajar murid.

Strategi instruksional teacher-centered

Mengorientasikan. Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, susunlah kerangka pelajaran dan orientasikan murid ke materi baru tersebut.

Advanced organizer adalah aktivitas dan teknik pengajaran dengan membuat kerangka pelajaran dan mengorientasikan murid pada materi sebelum materi itu diajarkan. Advanced organizer terdiri dari dua bentuk yaitu : 1. Expository advanced organizer memeberi murid pengetahuan baru yang akan mengorientasikan mereka ke pelajaran yang akan datang. 2. Comparative advance organizer memperkenalkan materi baru dengan mengaitkannya dengan apa yang sudah diketahui murid.

Pengajaran, penjelasan, dan demonstrasi. Pengejaran dengan paparan/ ceramah (lecturing), penjelasan dan demonstrasi adalah aktivitas yang biasa dilakukan guru dalam pendekatan instruksi langsung. Kadang-kadang kita bosan diberi penjelasan, tetapi kadang-kadang kita tertarik dengan suatu penjelasan guru dan banyak belajar dari penjelasan itu.

Pertanyaan dan diskusi. Diskusi dan pertanyaan perlu diintgrasikan ke dalam pendekatan instruksi techer-centered.

Mastery learning (pembelajaran penguasaan materi) adalah pembelajaran satu konsep atau topic secara menyeluruh sebelum pindah ke topic yang lebih sulit. Hasil dari mastery learning tergantung pada keahlian guru dalam merencanakan  dan melaksanakan strateginya.

Seatwork (“tugas di bangku kelas”) adalah menyuruh semua murid atau sebagian besar murid untuk belajar sendiri-sendiri di bangku mereka. Beberapa guru menggunakannya setiap hari, tetapi ada juga yang jarang.

Pekerjaan rumah. Keputusan instruksional penting lainnya adalah seberapa banyak dana pa jenis pekerjaan rumah yang harus diberikan kepada murid. Pekerjaan rumah harus berhubungan dengan aktivitas kelas hari berikutnya agar pekerjaan rumah itu punya makna, bukan tugas yang membuat mereka sengsara.

PERENCANAAN DAN INSTRUKSI PELAJARAN LEARNED-CENTERED

Prinsip learned-centered
Instruksi dan perencanaan learned-centered adalah pada siswa, bukan guru. Prinsip learned-centered yang dikembangkan oleh gugus tugas Amerika Psychological Association (APA) dapat diklasifikasikan berdasarkan empat factor yaitu :

⧭Factor kognitif dan metakognitif, memiliki enam prisip yaitu :
·         Sifat proses pembelajaran
·         Tujuan proses pembelajaran
·         Konstruksi pengetahuan
·         Pemikiran strategis
·         Memikirkan tentang pemikiran (metakognisi)
·         Konteks pembelajaran

Factor motivasi dan emosional, memiliki tiga prinsip yaitu :
·         Pengaruh motivasi dan emosi terhadap pembelajaran
·         Motivasi intrinsic untuk belajar
·         Efek motivasi terhadap usaha

Factor sosial dan developmental, memiliki dua prinsip yaitu :
·         Pengaruh perkembangan pada pembelajaran
·         Pengaruh sosial terhadap pembelajaran

Factor perbedaan individual, memiliki tiga prinsip yaitu :
·        Perbedaan individual dalam pembelajaran
·        Pembelajaran dan diversitas
·        Standar dan penilaian

Beberapa strategi instruksional learned-centered

Pembelajaran berbasis problem, menekankan pada pemecahan problem kehidupan nyata dan akan memberi problem riil kepada murid, yakni problem yang problem yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Fokusnya adalah pada suatu problem yang harus dipecahkan murid melalui kerja kelompok kecil.

Pertanyaan esensial adalah pertanyaan yang merefleksikan inti dari kurikulum, hal yang paling penting yang harus dieksplorasi dan dipelajari oleh murid. Pertanyaan esensial akan membuat murid bingung, menyebabkan mereka berpikir dan memotivasi rasa ingin tahu mereka.

Pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah pembelajaran di mana murid menyusun pemahaman sendiri. Pembelajaran ini berhungungan dengan ide Piaget, yang pernah mengatakan bahwa setiap kali anda memeberi tahu murid, maka murid tidak belajar. Saat guru mulai menggunakan pembelajaran penemuan, mereka segera menyadari bahwa agar efektif, metode pengajaran ini perlu dimodifikasi dan akan memunculkan pembelajaran penemuan dengan bimbingan (guided discovery learning), dimana murid di dorong untuk menyusun sendiri pemahamannya, tetapi juga dibantu dengan pertanyaan dan pengarahan dari guru.

TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Revolusi teknologi
Revolusi teknologi adalah bagian dari masyarakat informasi di mana kita kini hidup. Teknologi telah menjadi bagian dari sekolah selama beberapa decade, tetapi teknologi masih dipakai secara sederhana dan berubah dengan lamban. Namun, kini teknologi berubah secara dramatis. Hanya ketika sekolah punya guru yang terlatih secara teknologislah, maka revolusi teknologi akan benar-benar mengubah sekolah-sekolah.

Internet

Internet adalah inti dari komunikasi melalui computer. System internet berisi ribuan jaringan computer yang terhubung di seluruh dunia, menyediakan informasi yang tak terhingga yang dapat diakses murid.

World wide web (web) adalah system pengambilan informasi hypermedia yang menghubungkan berbagai materi internet; materi ini mencakup teks dan grafis web memberi struktur yang dibutuhkan internet. Website adalah lokasi individu atau organisasi di internet. Website menampilkan informasi yang dimasukkan oleh individu atau organisasi.

E-mail adalah singkatan dari electronic mail dan merupakan bagian penting lain dari internet. Pesan dapat dikirim dan diterima dari individu atau dari banyak individu sekaligus.
Internet dapat menjadi alat penting untuk membantu murid belajar. Akan etapi, internet mengandung beberapa kelemahan. Namun, jika dipakai secara efektif, internet bisa memperluas akses ke pengetahuan dan orang di seluruh dunia.

Teknologi dan diversitas sosiokultural
Teknologi membawa beberapa isu sosial. Problem akses computer dan pemanfaatain banyaknya computer di rumah keluarga kelas menengah atas. Juga ada problem kesenjangan antarkelompok etnis.

Masa depan : computer di mana-mana
Beberapa pakar computer percaya bahwa generasi computer berikutnya-generasi ketiga- akan berupa ubiquitous computing, yang menekankan pada distribusi computer ke lingkungan, ketimbang ke personal. Unbiquitous adalah kebalikan dari realitas virtual. Jika realitas virtual menempatkan orang di dalam dunia yang diciptakan computer, ubiquitous computing akan memaksa komputir eksis di dunia manusia.

sumber :
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S).
Jakarta: Kencana.

semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post saya selanjutnya ☺

BELAJAR




Apa yang disebut belajar dan yang bukan

Pembelajaran (learning) dapat didefinisikan sebagai pengaruh permanen atas perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berpikir, yang diperoleh melalui pengalaman.
Tidak semua yang kita tahu itu diperoleh melalui belajar. Kita mewarisi beberapa kemampuan-kemampuan itu ada sejak lahir, tidak dipelajari. Misalnya, kita tidak harus diajari untuk menelan makanan, berteriak, atau berkedip saat silau.

Pendekatan untuk pembelajaran

Behavioral
Penekanan pada pengalaman, terutama penguatan dan hukuman, sebagai determinan dari pembelajaran dan perilaku.

 Kognitif sosial
Penekanan pada interaksi factor perilaku, lingkungan, dan orang (kognitif) sebagai determinan pembelajaran.

Pemrosesan informasi
Penekanan pada bagaimana anak memproses informasi melalui perhatian (atensi), memori, pemikiran dan proses kognitif lainnya.

Konstruktivis kognitif
Penekanan pada konstruksi kognitif dari pengetahuan dan pemahan.

Konstruksivis sosial
Penekanan pada kolaborasi dengan orang lain untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman.

PENDEKATAN BEHAVIORAL UNTUK PEMBELAJARAN

Pengkondisian klasik (Tokoh : ivan Pavlov)
Adalah tipe pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimuli. Dalam pengkondisian klasik, stimulus netral (seperti melihat seseorang) diasosiasikan dengan stimulus yang bermakna (seperti makanan) dan menimbulkan kapasitas untuk mengeluarkan respons yang sama. Unconditioned stimulus (US) adalah sebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respons tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu. Unconditioned response (UR) adalah respons yang tidak dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US. Conditioned stimulus (CS) adalah stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan conditioned response setelah diasosiasikan dengan US. Conditioned response (CR) adalah respons yang dipelajari.



Pengkondisian klasik membantu kita memahami beberapa aspek pembelajaran dengan lebih baiik. Cara ini membantu menjelaskan bagaimana stimuli netral menjadi diasosiasikan dengan respons yang tak dipelajari dan sukarela.

Pengkondisian operan (Tokoh : B.F. Skinner dan E.L. Thorndike)
Hukum efek (law effect) thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan diperkuat dan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil negative akan diperlemah.

Pengkondisian operan skinner
Penguatan (imbalan) (reinforcement) adalah konsekuensi yang meningkatkan probabilitas bahwa suatu perilaku akan terjadi. Hukuman (Punishment) adalah konsekuensi yang menurunkan probabilitas terjadinya suatu perilaku.
Dalam penguatan positif, frekuensi   respons meningkat karena diikuti dengan stimulus yang mendukung (rewarding). Sedangkan dalam penguatan negative, frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan).
Yang perlu diingat adalah, dalam penguatan positif ada sesuatu yang ditambahkan atau diperoleh, dalam penguatan negative ada sesuatu yang dikurangi atau dihilangkan dan penguatan negative meningkatkan probabilitas terjadinya suatu perilaku, sedangkan hukuman menurunkan probabilitas terjadinya perilaku.




PENDEKATAN KOGNITIF SOSIAL UNTUK PEMBELAJARAN

Teori kognitif sosial (Tokoh : Albert Bandura)
Menyatakan bahwa bahwa factor sosial dan kognitif, dan juga factor perilaku, memainkan peran penting dalam pembelajaran.
Perhatikan bagaimana model Bandura dalam kasus perilaku akademik murid sekolagh menengah yang kita sebut saja sebagai Nila.
·         Kognisi memengaruhi perilaku.
Nila menyususn strategi kognitif untuk berpikir secara lebih mendalam dan logis tentang cara menyelesaikan suatu masalah.
·         Perilaku memengaruhi kognisi.
Proses (perilaku) belajar nila membuatnya mendapat nilai baik, yang pada gilirannya menghasilkan ekspektasi positif tentang kemampuannya dan membuat dirinya percaya diri (kognisi).
·         Lingkungan memengaruhi perilaku.
Sekolah tempat nila belajar baru-baru ini mengembangkan program percontohan keterampilan-belajar untuk membantu murid belajar cara mengelola waktu.
·         Perilaku memngaruhi lingkungan.
Program keterampilan-belajar ini berhasil meningkatkan perilaku akademik banyak murid di kelas nila.
·         Kognisi memengaruhi lingkungan.
Ekspektasi dan perencanaan dari kepala sekolah dan para guru memungkinkan program keterampilan-belajar itu terwujud.
·         Lingkungan memengaruhi kognisi.
Sekolah tersebut mendirikan usat sumber daya dimana murid dn orang tua dapat mencari buku dan materi tentang peningkatan keterampilan belajar. Layanan ini meningkatkan keteerampilan berpikir nila.




Pembelajaran observasional

Pembelajaran observasional juga dinamakan imitasi atau modeling, adalah pembelajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru perilaku orang lain.

Model pembelajaran observasional kontemporer bandura
Memiliki proses sebagai berikut :
·        Atensi.
Sebelum murid dapat meniru tindakan model, mereka harus memerhatikan apa yang dilakukan atau dikatakan si model. Atensi pada model dipengaruhi beberapa karakteristik. Misalnya orang yang ramah dan hangat akan lebih diperhatikan ketimbang orang yang dingin dan kaku.
·        Retensi.
Untuk memproduksi tindakan model, murid harus mengodekan informasi dan menyimpannya dalam ingatan (memori) sehingga informasi itu bisa diambil kembali.
·         Produksi.
Anak mungkin memerhatikan model dan mengingat apa yang mereka lihat, tetapi, karena keterbatasan dalam kemampuan geraknya, mereka tidak bisa mereproduksi perilaku model. Belajar dan berlatih serta berusaha dapat membantu untuk meningkatkan kinerja motor mereka.
·         Motivasi.
Sering kali anak memperhatiikan apa yang dikatakan atau dilakukan model, menyimpan informasi dalam memori, dan memiliki kemampuan gerak untuk meniru tindakan model, namun tidak termotivasi untuk melakukannya.

Pendekatan perilaku kognitif dan regulasi diri

Pendekatan perilaku kognitif, penekanannya adalah untuk membuat murid memonitor, mengelola dan mengatur perilaku mereka sendiri, bukan mengontrol mereka melalui factor eksternal. Dan berusaha mengubah miskondepsi murid, memperkuat keahlian mereka dalam menangani sesuatu, meningkatkan control diri, dan mendorong refleksi diri yang konstruktif.

Metode instruksi-diri (self-instructional method) adalah sebuah teknik pguna mengajari individu untuk memodifikasi perilaku mereka sendiri. Metode ini membantu orang mengubah apa yang anggapan mereka tentang diri mereka sendiri.
Bayangkan sebuah situasi dimana murid sekolah menengah atas sangat gugup saat akan menempuh ujian standar, misalnya UN. Murid itu bisa diajak untuk berbicara kepada dirinya sendiri secara positif.

Pembelajaran regulasi diri adalah memunculkan dan memonitor sendiri pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan yang dapat berupa tujuan akademik atau tujuan sosioemosional. Guru, mentor, konselor, dan orangtua dapat membantu murid agar menjadi pembelajar regulasi diri.


sumber :
Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S).
Jakarta: Kencana.

semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post saya selanjutnya ☺

Sabtu, 18 Maret 2017

Pendidikan dan Tahap Perkembangan


Tahap perkembangan manusia dikaitkan dengan pendidikan. Perbedaan antara tk, sd, smp, sma, sampai perguruan tinggi.

Perkembangan anak sampai Remaja:

  1. MASA BAYI (0 – 2 tahun

Perkembangan Piaget : Tahap Sensori motorik
Kondisi Fisik dan panca indera berkembang cepat
Bayi membangun pemahaman tentang membangun dunia, dengan mengordinasikan pengalaman sensoris tindakan Fisik.
Implikasi yang dapat dilakukan adalah Menunjukkan kepada seorang bayi sebuah mainan yang menarik dan mengoyang goyangkan nya dihadapan si Bayi atau bisa menyembunyikan nya dibawah selimut dan biasanya bayi yang sudah mulai bisa merangkak akan berusaha mencari dan menyibakkan selimut tersebut.
Dari kognisi sensori motirik yang melibatkan kemampuan untuk menata dan mengoordinasi sensasi dengan gerakan fisik serta mengikutsertakan kesadaran akan objek yang kita berikan kepada si bayi.

  1. MASA KANAK-KANAK AWAL (2 – 6  tahun)

Masa negative (Trot Zalter)
Masa bermain :  occupied play, onlooker play, selftary dependent play , pararel play, associative Play , Cooperative play
Masa Meniru
Masa eksplorasi (rasa ingin tahu yang tinggi)
Tahap Piaget : Tahap praoperasional
-Belajar menggunakan bahasa
-cara berpikir egosentris
Tahap 1: Hukuman
Tahap 2: Ganjaran

Implikasi yang dapat di lakukan adalah Dengan membiarkan si anak bermain dan mengeksplorasi.
Di dalam bermain anak memiliki nilai kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan keterampilan dan anak mendapatkan kepuasan dalam bermain, yang berarti mengembangkan dirinya sendiri. Dalam bermain, anak dapat mengembangkan otot kasar dan halus, meningkatkan penalaran, dan memahami keberanaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitas.
Merupakan ciri periode pra operasional yang ditemukan pada usia 2-7 tahun ditandai dengan bermain khayal dan bermain pura-pura. Pada masa ini anak lebih banyak bertanya dan menjawab pertanyaan, mencoba berbagai hal berkaitan dengan konsep angka, ruang, kuantitas dan sebagainya . Seringkali anak hanya sekedar bertanya, tidak terlalu memperdulikan jawaban yang diberikan dan walaupun sudah dijawab anak akan bertanya terus. Anak sudah menggunakan berbagai simbol atau representasi benda lain. Misalnya sapu sebagai kuda-kudaan, sobekan kertas sebagai uang dan lain-lain. Bermain simbolik juga berfungsi untuk mengasimilasikan dan mengkonsolidasikan pengalaman emosional anak. Setiap hal yang berkesan bagi anak akan dilakukan kembali dalam kegiatan bermain nya.
Dapat disimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 2 – 6 tahun, yang berada pada tahap perkembangan awal masa kanak-kanak, yang memiliki karakteristik berpikir konkrit, realisme, sederhana, animism, sentrasi, dan memiliki daya imajinasi yang kaya.

  1. MASA KANAK-KANAK AKHIR

- Sejak 6 tahun sampai matang secara seksual (setara dengan usia tingkat sd)
- Pengaruh teman mulai dominan
- Mampu berpikir logis tentang objek dan kejadian
- Menguasai konvensi jumlah dan berat
- Mampu mengklarifikasikan objek
- Tingkat perkembangan Moral : Konvensional
Tahap 3 : Orientasi "Goodboy /girl
Tahap 4 : Orientasi otoritas
Menurut Erikson : Tahap industry vs inferiority ( rendah diri)
Tahap piaget : Tahap konkret operasional

Implikasi yang dapat di berikan adalah di dalam permainan
Pada usia 8-11 tahun anak lebih banyak terlibat dalam kegiatangames with rules dimana kegiatan anak lebih banyak dikendalikan oleh peraturan
Mengajarkan sang anak untuk bersikap lebih sportif , jujur , dan melatih fisik sang anak.
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dari selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. 
Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
a. Menguasai keterampilan fisik yang perkembangan anak usia dalam permainan dan aktivitas fisik.
b. Membina hidup sehat.
c. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
d. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
e. Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
f. Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilaih.Mencapai kemandirian pribadi.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
a. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
b. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosial nya berkembang.
c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsungdalam membangun konsep.
d. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa mampu menentukanpilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya. Pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).

  1. MASA REMAJA (ADOLESENCE)

Mulai usia 11 atau 12 sampai 18 atau 24 tahun
Perkembangan Fisik : Mengarah ke bentuk orang dewasa
Perkembangan Seksual : Mulai aktifnya hormon seksual "Heteroseksual " Tertarik pada lawan   jenis
Perkembangan Emosional : Emosi tidak stabil berubah-ubah, Mudah meledak
Perkembangan Kognitif   : Tahap Formal operasional
- Mampu berpikir logis secara abstral
- Menaruh perhatian tentang masa depan konsep ideologis dan membuat hipotesis pola pikir cenderung Egosentris
- Perkembangan identitas diri Identity Vs Role consfusional
-  Timbul pertanyaan siapa saya
- Ingin diakui dan cenderung mengikuti idola
- Perkembangan Moral "Kebanyakan tingkat konvensional namun sebagian sudah past konvensional
Tahap 5 : Orientasi kontak sosial
Tahap 6 : Orientasi asas etis
Implikasi yang dapat diberikan di bidang pendidikan adalah
Pikiran remaja sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori – teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain.
Melihat masa remaja sangat potensial dan dapat berkembangke arah positif  maupun negatif maka intervensi edukatif dalam bentuk pendidikan, bimbingan, maupun pendampingan sangat diperlukan untuk mengarahkan perkembangan potensi remaja tersebut agar berkembang ke arah positif dan produktif. Rekomendasi : 
➜Masa remaja merupakan masa dimana individu mencari identitas atau jati dirinya, dalam fase ini remaja mengalami kesulitan dalam menjalani perkembangan sosialnya, agar remaja tidak terjerumus kedalam lingkungan sosial yang menyimpang, oleh sebab itu peran guru dan orang tua menjadi sangat penting dalam membantu remaja mengatasi hambatan- hambatan nya dalam kehidupan sosial nya.
➜Memberikan pelajaran tentang seks..
➜Memberikan ruang untuk anak remaja dalam mengembangkan bakat.
➜Dan mendapat pola pengawasan yang baik dari orang tua.


sumber  gambar: google 

Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di post selanjuutnnyaa ☺