Kali ini saya akan membahas tentang pendidikan pada anak berkebutuhan khusus dalam tugas resume materi 1 setelah UTS untuk tugas individu mata kuliah Psikologi Pendidikan
Pelajar yang Tidak Biasa
Pelajar yang “tidak biasa” (exceptional) adalah anak-anak
yang memiliki gangguan atau ketidakmampuan dan anak-anak yang tergolong
berbakat. Dahulu istilah
“ketidakmampuan” (disability) dan “cacat” (handicap) dapat dipakai
bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah
keterbatasan funsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi
yang duinisbahkan pada seseorang yang menderita ketidakmampuan.
1.
Gangguan Indra
·
Gangguan penglihatan (tuna netra)
Segelintir murid hanya diminta menggubnakan kacamata jika memiliki
masalah pada mata mereka tetapi anak yang memiliki masalah yang serius pada
mata mereka dapat dikategorikan memiliki penglihatan yang rusak. Ini termasuk murid
yang menderita low vision dan murid buta. Penderita low vision punya jarak
pandang antara 20/70 dan 20/200 apabila dibantu lensa korektif. Mereka dapat
membaca dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang educationally blind/ anak yang
buta edukasional tidak bias menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus
menggunakan pendengaran dan sentuhan mereka untuk belajar. Banyak anak buta ini
memiliki kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi
dukungan dan bantuan belajar yang tepat.
·
Gangguan pendengaran (tuna rungu)
Banyak anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan pengajaran
tambahan di luar kelas regular. Pendekatan pendidikan untuk membantunya ada dua
yaitu pendekatan oral dan manual. Pendekatan oral antara lain menggunakan
metode membaca gerak bibir, speech reading, dan sejenisnya. Pendekatan manual
adalah dengan bahasa isyarat dan mengeja jari. Bahasa iosyarat adalah system
gerakan tangan yang melambangkan kata. Pengejaan jari adalah “mengeja” setiap
kata dengan menandai setiap huruf dari satu kata.
2.
Gangguan fisik (tuna daksa)
Antara lain adalah gangguan ortopedik,
seperti gangguan karena cedera di otak, dan gangguan kejang-kejang.
3.
Retardasi mental (tuna grahita)
Ciri utama retardasi mental adalah lemahnya
fungsi intelektual. Selain intelegensinya rendah, anak dengan retardasi ental
juga sulit menyesuaikan diri dan susah berkembang. Retardasi mental adalah
kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan dan
sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari.
4.
Gangguan bicara dan bahasa
Antara lain masalah dalam bebicara seperti
gangguan artikulasi, gangguan suara, gangguan kefasihan bicara dan problem
bahasa seperti kesulitan menerima informasi dan mengekspresikan bahasa.
Ketidakmampuan Belajar
Mencakup problem dalam kemampuan mendengar, berkonsentarasi,
berbicara, berpikir, memori, membaca, menulis, mengeja, dan atau keterampilan
social. Meningkatkan kemampuan anak yang mengalami masalah dalam belajar ini
adalah tugas sulit dan umumnya membutuhkan intervensi intensif agar mereka
mampu memberikan hasil yang baik. Belum ada model program yang terbukti efektif
untuk semua anak yang memiliki masalah ketidakmampuan belajar ini.
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara
lain kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsive. Banyak anak dengan ADHD sulit
diatur, kurang toleransi terhadap rasa frustasi, dan punya masalah dalam
berhubungan dengan teman sebaya. Sebab utama ADHD belum ditemukan akan tetapi
ada pendapat tentang penyebabnya seperti rendahnya level neurotransmitter,
abnormalitas prental, dan abnormalitas postnatal.
Gangguan perilaku emosional
Terdiri dari problem serius dan terus-menerus yang berkaitan
dengan persoalan pribadi atau sekolah, dan juga berhubungan dengan karakteristik
sosioemosional yang tidak tepat. Ada bermacam macam istilah untuk
mendeskripsikan gangguan emosional dan perilaku, antara lain emotional
disturbances, behavior disorders, dan maladjusted children. Istilah serious
emotional disturbances (sed) baru baru ini dipakai untuk mendeskripsikan anak
sdengan tipe problem ini yang membutuhkan pembelajaran tersendiri.
sumber :
Santrock, J.W. 2007.
Psikologi Pendidikan (edisi kedua). (Penerj. Tri Wibowo B.S).
Jakarta: Kencana.
semoga bermanfaat dan
sampai jumpa di post saya selanjutnya ☺
0 komentar:
Posting Komentar